Mark Hughes: Tim-tim top juga bisa mengakali sistem Monako

Penulis:Felix Waktu Terbit:2025-05-28 Kategori: news

## Monaco: Sistem Baru, Hasil Lama?

Mark Hughes Soroti Potensi yang TerlewatPerubahan format di Monaco, alih-alih menyajikan tontonan mendebarkan yang kita harapkan, justru menghadirkan kebingungan dan pada akhirnya, podium yang konvensional.

Dalam analisis mendalamnya, jurnalis senior motorsport, Mark Hughes, berpendapat bahwa tim-tim papan atas sebenarnya bisa saja memanfaatkan sistem baru ini untuk keuntungan strategis, namun sayangnya, peluang tersebut terlewatkan.

Mark Hughes: Tim-tim top juga bisa mengakali sistem Monako

Hughes menyoroti fakta bahwa meskipun ada potensi untuk kejutan dan perubahan posisi di antara para pemimpin lomba, Monaco tetaplah Monaco.

Trek sempit dan minimnya peluang menyalip membuat kualifikasi menjadi penentu utama.

Namun, format baru dengan lebih banyak opsi strategi pit stop, seharusnya membuka celah bagi tim untuk bermain taktis.

“Seharusnya ada ruang untuk manuver cerdas,” kata Hughes dalam ulasannya.

“Bayangkan, jika sebuah tim, katakanlah Ferrari atau Mercedes, berani mengambil risiko dengan strategi under-cut yang agresif, mereka bisa saja memaksa pemimpin lomba, Red Bull, untuk bereaksi.

Tekanan semacam itu bisa memicu kesalahan atau setidaknya, memaksa mereka menggunakan ban lebih cepat.

“Hughes menambahkan bahwa tim-tim papan atas mungkin terlalu konservatif dalam pendekatan mereka.

Mereka mungkin lebih memilih untuk mengamankan poin daripada mengambil risiko yang berpotensi menghasilkan kemenangan.

“Mungkin mereka terlalu takut kehilangan posisi di kejuaraan,” spekulasi Hughes.

“Atau mungkin, mereka hanya kurang percaya diri dengan data dan simulasi mereka.

“Statistik lomba menunjukkan bahwa sebagian besar tim memilih strategi pit stop yang relatif sama, dengan sedikit variasi dalam timing.

Ini menunjukkan kurangnya keberanian dan inovasi dalam pengambilan keputusan strategis.

Padahal, dengan format baru, risiko dan imbalan seharusnya lebih berimbang.

Dari sudut pandang pribadi, saya setuju dengan analisis Hughes.

Monaco selalu menjadi balapan yang sulit ditebak, namun perubahan format seharusnya membawa dinamika baru.

Sayangnya, tim-tim papan atas gagal memanfaatkan potensi ini, dan kita berakhir dengan hasil yang, jujur saja, cukup membosankan.

Ke depannya, Formula 1 perlu mempertimbangkan bagaimana mendorong tim untuk lebih berani dan inovatif dalam strategi mereka.

Mungkin dengan memperkenalkan aturan yang lebih ketat tentang penggunaan ban, atau dengan memberikan poin tambahan untuk tim yang mengambil risiko dan berhasil.

Singkatnya, Monaco 2024 adalah contoh peluang yang terlewatkan.

Sistem baru memiliki potensi untuk menghasilkan balapan yang lebih mendebarkan, namun tim-tim papan atas perlu lebih berani dan kreatif dalam strategi mereka untuk mewujudkan potensi tersebut.

Jika tidak, Monaco akan terus menjadi balapan yang ditentukan oleh kualifikasi, dan potensi untuk kejutan akan tetap terpendam.